Thursday, October 6, 2011

Menulismu

Pembalasan dendam melalui huruf yang tersusun rapi diatas halaman-halaman kosong.

Saya ingin menulismu dengan benar. Dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Dengan susunan yang rapi dan kerangka yang indah. Saya belum memikirkan apa yang akan saya tulis tentangmu. Tidak tahu bagaimana menggambarkan latar yang pantas untuk mengawalimu. Apakah sore hari dengan angin sepoi, malam hari lengkap dengan kunang-kunangnya, pagi di terminal bus, atau siang yang terik hingga bau keringatmu menguap kemana-mana.

Akhir ceritamu juga belum terpikir. Saya mau akhir yang menyenangkan. Tapi itu klise. Kalau saya mengakhirimu dengan kepedihan, maka saya tidak akan pernah sanggup menuliskan paragraf terakhir itu. Akhir yang mengejutkan saya rasa tidak buruk, seperti menjelaskan bahwa ternyata kamu adalah gay atau kamu adalah reinkarnasi Raja Kamehameha.


Yang pasti cerita itu hanya akan ada dua tokoh: kamu dan seseorang (bukan saya). Seperti balas dendam, diatas halaman-halaman kosong saya bisa menuliskan dengan pena hitam apa-apa yang saya inginkan terjadi. Rekayasa kejadian antara kamu dan dia yang ingin saya ceritakan berbeda dengan kenyataan. Saya tidak akan terlalu jahat menulis tentangnya. Bahkan mungkin cerita kalian adalah yang paling romantis yang pernah saya karang. Saya hanya ingin menulismu dengan benar menurut cerita versi saya. Entah nanti jadinya bergenre horor misteri, komedi, drama romantis, atau thriler.

No comments:

Post a Comment